Sunday, May 01, 2016

Rumah-tumah Alami (II): Arlington Row di Bibury, Inggris

foto: natural homes, facebook
Deretan rumah indah ini terletak di Arlington Row, Bibury, Inggris. Usianya sangat tua mengingat bangunan berbatu-batu ini ada sejak tahun 1380.

Rumah-rumah batu ini tak hanya indah daeri segi desain, namun juga menjadi bagian dari sejarah industri wol di Inggris.



Rumah-rumah Alami di Berbagai Penjuru Dunia I

Menjadi orang-orang yang "natural" perlu tindakan nyata. Tak hanya kata-kata. Sedikit orang di dunia ini sanggup mewujudkan pemikiran dan keberpihakannya pada sesuatu yang natural, yang diwujudkan lewat rumah-rumah natural yang mereka bangun.

Natural Homes, yang tampil rutin menyambangiku lewat jejaring facebook membuat hati ini tergugah, Kalau usia dan dana mengizinkan, ingin sekali berkunjung ke rumah-rumah tersebut. Inilah salah satu rumah natural yang saya bicarakan tersebut:

foto: natural homes
Rumah ini dibuat James O’Keefe, pemiliknya, warga Skotlandia,dari pohon ek yang banyak ditemukan di wilayahnya. Desain dari rumah tersebut sengaja mengikuti bentuk kayu-kayu yang ditemukan.

Bentuk rumah tersebut ditentukan oleh kurva dari kayu kayu bulat. Pemiliknya mengkompromikan rencana dan apa yang tersedia di hutan setempat sebagai desain. Itu sesuatu yang menurut pakar. SunRay Kelley adalah arsitektur evolusi.

foto: natural homes

Tuesday, August 12, 2014

Botok Ini Bahannya dari Kebunku Sendiri

Botok itu lauk-pauk yang banyak disukai di Jawa. Variannya cukup banyak. Botok sembukan dari daun sembukan. Botok beluntas dari daun beluntas, botok lamtoro dari daun lamtoro, dll. Keluargaku paling suka botok lamtoro.

Botok lamtoro, tampilan umumnya ya seperti dalam foto ini. Bahan-bahannya kelapa parut, bumbu rimpang seperti lengkuas dll, cabe, blimbing wuluh, lamtoro, ditambah udang atau tempe tahu tambah sedap.

Botok lamtoro yang ada di gambar ini cukup istimewa bagi keluarga kami mengingat rasanya yang mantap dan dibikin sebagiannya dari bahan-bahan yang ada di halaman rumah dan berem samping rumah. Botok ini dibikin oleh istri Pak Ran, tukang kebun yang biasa membersihkan  rumput-rumput liar di berem samping rumahku.


Lahan kosong di rumah (juga di berem sebelah rumah) kumanfaatkan tidak saja untuk menanam buah dan bunga, namun juga rimpang seperti lengkuas, lamtoro (bukan jenis lamtoro gung), pisang tanduk, pisang klutuk, daun sereh, kemangi, cabe, blimbing wuluh, pandan, daun salam dll. Pemanennya sebagian besar adalah ibu-ibu tetangga yang gemar memasak.

Pak Ran, tukang kebun yang biasa dipanggil dari rumah ke rumah untuk membersihkan berem di kompleks perumahanku, terutama rumah pojok, biasanya memanen buah lomtoro di tangkai yang sangat tinggi dan tidak terjangkau para ibu. Sekali panen, Pak Ran biasa membawa sekarung penuh lomtoro. Belum lagi daun pisang klutuk (yang kata Pak Ran enak untuk membungkus botok), daun pandan, dan lain-lain.

Pak Ran biasa panen menjelang sore. Pasti besoknya, pagi-pagi sekali, dia ke rumah sambil membawa botok lamtoro kesukaanku, yang bahan-bahan utamanya dia bawa dari panenan di halaman dan berem samping rumah. "Monggo Bu, ini sudah dimasak istri saya," begitu katanya selalu.

Botok lomtoro bikinan istri Pak Ran menurutku sangat enak. Di samping pedas, juga berair dan tidak bikin neg. Ada lagi yang kusuka. Masakan istri Pak Ran tanpa MSG. Lain bila aku membeli botok di pasar, rasa MSG-nya langsung terasa di lidah.

Apa ya resepnya? Aku sebenarnya pernah diberi resep botok bikinan istrinya. Resepnya sesungguhnya resep biasa saja, seperti yang ada di internet, misalnya. Hanya saja, takarannya bahan-bahannya dikira-kira pakai feeling. Ini yang susah dan bila aku bikin botok sendiri, rasanya belum pernah menyamai rasa botok istri Pak Ran.